PENJAS DAN OLAHRAGA BELUM DIIMPLEMENTASIKAN DALAM PROSES PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan jasmani  (Penjas) dan Olahraga di Indonesia belum diimplementasikan secara baik dan efektif dalam proses pendidikan karakter. Hingga saat ini, harapan masih tinggal harapan karena penjas dan olahraga masih belum mampu mengusung peranannya yang demikian ideal karena berbagai kelemahan yang masih membelit dari waktu ke waktu.

Demikian dijelaskan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Dr. Andi A. Mallarangeng pada pidato Dies Natalis ke-47 UNY, Sabtu (21/5) di Auditorium UNY. Hadir pula pada kesempatan tersebut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X serta tamu undangan lainnya.

Lebih lanjut dikatakan, tantangannya terletak dalam struktur program olahraga bagi anak-anak dan kurangnya model yang baik dari pelatih, yang umumnya berfokus hanya pada pengembangan keterampilan fisik dan teknik dasar dalam pembinaannya, dan ekspektasi di lapangan pun masih tertuju pada skill development, serta mengabaikan pengembangan moral, social, dan psikologis. Justru di wilayah moral, social, dan psikologis itulah anak-anak lebih banyak terpengaruh oleh pengalaman olahraganya.

Kelemahan masih terasa dalam hal fasilitas dan penunjang proses belajar mengajar. Banyak guru Penjas dan olahraga selama ini sudah pesimistis untuk bisa mencapai tujuan kurikulum dan tujuan instruksional, karena tidak tersedianya alat di sekolahnya. Bahkan akhirnya, ketiadaan alat dan fasilitas ini dijadikan alas an untuk berkelit dari keharusan mengajarkan beberapa komponen kurikulum yang penting.

“Jikapun peralatan tersedia, alat dan fasilitas itu masih hadir dalam bentuknya yang formal dengan standart baku dari masing masing cabang olahraganya. Dari sisi pedagogis, peralatan formal tersebut tidak memihak pada mayoritasanak, karena kemampuan anak yang berbeda tidak turut diperhatikan dari sisi pengadaannya,” terangnya.

Dikatakan, saya mengharapkan agar Lembaga Pendidikan Tinggi Olahraga (LPTO) di Indonesia mampu terus memperbaiki kandisi dan kompetensi dari para pendidik karakter melalui perbaikan dan penyempurnaan program, baik kurikulum maupun SDM pengajarnya. Hal tersebut agar harapan membina dan mempersiapkan generasi muda yang berkarakter dapat segera diwujudkan melalui olahraga. Sementara itu, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dalam pidatonya mengatakan, UNY tidak hanya menghasilkan lulusan yang pintar saja, tapi juga bertaqwa dan mandiri. Hal tersebut karena tidak sedikit dewasa ini dijumpai para sarjana dan ahli masih terlibat perbuatan yang kurang terpuji.

“Para insan terdidik hadir di tengah masyarakat seharusnya menjadi problem solver, bukan menjadi problem maker. Dengan berkomitmen tinggi terhadap nilai-nilai moral dan karakter yang baik, segala persoalan di Negara kita, bahkan dunia akan dapat diselesaikan dengan baik sehingga tercipta negara makmur dan penuh ampunan,” tambah Rektor. (wit)